Rabu, 22 Oktober 2008

Naaman: Panglima yang Kustanya Ditahirkan

Membaca bab yang ditulis Chuck Swindoll tentang Naaman menarik sekali. Gue cari-cari di Ensiklopedia Alkitab Modern ternyata kisah Naaman disinggung oleh Tuhan Yesus dalam Lukas 4. Di sana dikatakan bahwa ada banyak orang kusta di Israel tapi yang disembuhkan nabi Elisa hanyalah Naaman, orang Siria (atau Aram). Yesus juga menyebutkan dalam ayat sebelumnya bahwa ada banyak janda di Israek yang kelaparan tapi nabi Elia hanya diutus kepada janda Sarfat di Sidon. Ketika Yesus menyinggung topik ini, berarti ada suatu pesan yang penting ingin disampaikanNya. Keselamatan adalah untuk semua orang yang percaya Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat, tanpa orang itu orang Israel atau bukan. Renungkan Yesaya 55 untuk mengerti konsep ini.

Chuck Swindoll menyebut orang-orang ini sebagai para pencari Tuhan. Ada istilah "tepukan di pundak" bagi para pencari Tuhan. Tepukan di pundak itu mengandung undangan, peringatan, janji-janji dan kejutan-kejutan. Ini menunjukkan konsep pilihan Tuhan yang luar biasa dalam hidup anak-anakNya, jauh sebelum mereka percaya padaNya. Untuk dapat merespons "tepukan di pundak" itu, kita dapat belajar dari tokoh bernama Naaman.

Naaman adalah panglima perang yang sangat sukses, sering menang perang dan tentu saja disayang raja Benhadad. Tetapi Naaman ini sakit kusta. Ketika akhirnya Naaman datang ke Israel, ia memiliki kesalahan terbesar, yaitu: membawa harapan, rencana dan pikiran pribadi untuk kesembuhannya, misalnya:
1. Naaman berpikir ia dapat membeli kesembuhannya. Ini terbukti dari betapa luar biasanya "persembahan" yang dia bawa ke hadapan nabi Elisa. Konsep "tidak ada yang gratis di dunia" atau "duit tahu barang" menyatakan kalau kualitas sesuatu itu semakin baik, maka harga yang harus dikeluarkan untuk memiliki sesuatu itu tentu semakin mahal/besar. Konsep seperti ini membuat banyak orang sulit menerima sesuatu yang gratis.

2. Naaman berpikir kalau ia akan disembuhkan oleh orang berdosa lainnya. Ia tidak pernah berpikir akan berjumpa dengan utusan Tuhan Allah Pencipta alam semesta. Ia datang kepada raja Israel dan ia tahu kalau bangsa Israel mayoritas menyembah dewa-dewa asing dan tentu saja ini memberikan kesimpulan baginya bahwa Allah yang disembah Israel adalah Allah yang kurang berkuasa. Kalau Allah Israel berkuasa, kenapa pula orang Israel malah menyembah ilah lain. Konsep ini masih sering nampak di masa sekarang, banyak orang merasa terberkati kalau yang memberikan berkat itu pendeta (bukan penginjil). Banyak orang yang merasa disembuhkan dan keadaannya lebih baik jika didoakan pendeta dan bukan hanya penginjil. Padahal semuanya ini berkaitan antara manusia itu dengan Tuhan Allah sendiri. Hanya Yesus satu-satunya Perantara dan tidak ada jabatan atau posisi apapun yang dapat menggantikan relasi langsung antara kita dengan Pencipta.

Dari semua hal berkaitan dengan Naaman, para pencari Tuhan atau anak-anak Tuhan semua dapat belajar 4 tahapan/langkah sebagai berikut:
1. Akui: keberadaan diri yang penuh dosa. Hanya orang sakit yang menyadari kalau ia butuh kesembuhan. Hanya orang yang sadar kalau ia berdosa maka akan menyadari bahwa ia butuh keselamatan & penyucian Tuhan.

2. Dengarkan: suara-suara kebenaran. Tuhan bisa memakai perkataan orang-orang di sekitar kita. Tapi butuh kerendahan hati untuk mendengarkan itu. Naaman bersedia mendengarkan perkataan budak perempuan kecil, mendengarkan pegawai-pegawainya. Dan yang menarik adalah kalau orang-orang bawahannya dapat memberi masukan padanya berarti ada 1 kesimpulan bahwa Naaman sedikit banyak merupakan orang yang terbuka. Dia keras tetapi terbuka.

3. Stop jalan sendiri & Ikuti jalan Tuhan. Naaman harus menyetop jalan, rancangannya untuk mendapatkan kesembuhan dengan cara mengikuti jalan Tuhan yang dibukakan nabi Elisa. Kalau mau mengikuti jalan Tuhan, langkah pertama yang diambil adalah stop jalan sendiri.

4. Lakukan alias taat. Kunci ketaatan adalah iman, percaya sesuatu yang belum terlihat. Tetapi Tuhan biasanya memberikan kejutan-kejutan ketika kita taat. Naaman mendapat kejutan ketika dia disembuhkan. Betapa bodohnya cara pikirnya selama ini. Ini membuat dirinya memberi respons iman yang luar biasa waktu di bagian bacaan selanjutnya dikatakan bahwa ia hanya ingin menyembah Tuhan Allah Israel dan memohon ampun kalau seandainya ia harus menemani tuannya masuk menyembah dewa lain. Elisa tidak memberi pendapat apapun tentang pemikiran Naaman ini tetapi Elisa hanya mengatakan "Pergilah dengan selamat."

Keempat tahapan di atas selayaknya dijalani satu per satu jika tidak ingin ada ketimpangan dalam pertumbuhan rohani kita. Bisa saja ada orang yang loncat ke tahap 4 tetapi suatu saat ia harus kembali ke tahap 1. Sudahkah kita mengalami keempat tahap di atas?

Tidak ada komentar: