Selasa, 07 Oktober 2008

Construal? Apaan tuh?

Psikologi Sosial mendefinisikan Construal sebagai cara orang berpikir, melihat dan menafsirkan kejadian di sekitar mereka. Kita semua perlu menafsirkan dunia sekitar kita sehingga segala tindakan dan penilaian kita menjadi suatu yang selaras dan masuk akal.

Sebagai contoh, kejadian yang gue pagi ini. Gue biasa naik mikrolet M02 menuju kantor. Mata gue jelas-jelas melihat angka 02 terpampang sehingga gue menyetopnya. Kemudian, tiba-tiba mikrolet belok kanan di suatu lokasi di mana M02 biasanya lurus. Reaksi pertama gue adalah langsung memandang ke arah yang lurus sambil berpikir mungkin jalanan lurus ditutup. Ternyata jalanan tidak ditutup. Wuih, mata gue langsung beralih ke nomor mikrolet yang entah kenapa berubah menjadi M04! Dengan panik gue langsung menyetop mikrolet dan meminta maaf kepada sopir yang terpaksa menunggu gue mengambil uang receh yang tidak gue siapkan karena turun dadakan hiks :=.=:

Lihat reaksi pertama otak gue adalah menciptakan construal bahwa jalanan yang biasanya dilewati sedang ditutup kemudian mata gue langsung mengecek. Karena apa construal seperti ini dapat muncul di kepala gue? Karena melakukan sesuatu yang salah itu otomatis menurunkan self-esteem jadi reaksi pertama yang gue lakukan adalah menciptakan construal untuk membuktikan diri benar sehingga perasaan gue nyaman, lega karena self-esteem tidak mengalami penurunan. Tapi karena gue cek ternyata jalanan tidak sedang ditutup, gue langsung mengganti construal pertama dengan construal berikutnya bahwa jangan-jangan gue salah naik mikrolet. Mata langsung mengecek nomor mikrolet dan hasilnya zummm benar gue salah naik angkot. Gue mengganti construal dengan terpaksa karena kalo gue memaksa diri menerima construal pertama, akan muncul rasa tidak aman yang lebih besar, gue terbawa angkot entah kemana, terlambat ke kantor, dan seterusnya, dan seterusnya.

Itu hanya dalam kasus kecil yang sepele. Bayangkan dalam kasus besar, bagaimana construal sangat berpengaruh dalam penilaian orang akan dirinya sendiri. Misalnya: kasus antar negara antara tentang invasi US ke Irak. Betapa sulitnya mengakui kalau construal awal itu salah walau kenyataan/reaksi yang muncul berikutnya berbeda dengan construal awal. Sebenarnya ketika construal awal berbeda dengan kenyataan yang terjadi, orang dapat memilih melakukan 3 hal:

1. Mempertahankan construal awal supaya self-esteem tidak terpengaruh. Menyalahkan situasi yang tidak cocok dan tetap memegang teguh construal awal. Ini yang biasanya dilakukan orang-orang yang kita sebut keras kepala alias kepala batu hehehe...

2. Segera mengganti construal awal dengan construal lain. Ini tidak mudah dilakukan karena harus mengakui bahwa construal awal yang diyakini ternyata salah, tidak cocok dengan kejadian berikutnya.

3. Menunggu sambil mempertahankan construal awal. Biasanya orang-orang ini sangat berharap untuk terjadinya situasi berikut yang cocok dengan construal awal. Kalau yang terjadi ternyata berbeda dari harapan, biasanya akan menciptakan construal tengah-tengah yang menggabungkan construal awal dengan kejadian yang sesungguhnya.

Semua proses yang gue alami terjadi dalam hitungan detik, tidak sampai 1 menit! Wow, menakjubkan sekali ya Tuhan menciptakan otak manusia. Waktu menulis ini, tak henti-hentinya gue bersyukur atas kehebatan yang Tuhan berikan pada manusia. Itu semua menunjukkan betapa hebatnya Sang Pencipta. Dan gue bener-bener bersyukur menjadi ciptaan-Nya yang dilengkapi dengan berbagai "fasilitas" hidup yang kelihatannya sepele tapi kalau dipikirkan, ternyata menakjubkan. Soli deo Gloria ^_^

1 komentar:

Anonim mengatakan...

aku kayaknya seringan construal ketiga deh.. hehe..