Kamis, 09 Oktober 2008

Rehabeam: Seorang Munafik yang Sembrono

Rehabeam adalah anak Salomo (cucu Daud) yang menjadi raja Israel. Ia menjadi raja ketika berumur 41 tahun. Bayangkan kemewahan yang didapatnya sebagai pangeran di masa kerajaan Salomo. Melalui buku "Kisah-Kisah Menarik Orang yang Terlupakan," karya Chuck Swindoll, ada beberapa hal yang dapat dipelajari sebagai berikut:

1. Rehabeam dikatakan sbg orang munafik karena mencari saran dari orang lain dengan memiliki pendapat pribadi yang sulit diubah sehingga tujuannya mencari orang adalah hanya untuk mendapat dukungan atau legitimasi. Rehabeam meminta usulan para tua-tua ketika rakyatnya meminta keringanan pajak. Sebenarnya kemungkinan dalam hati dia sudah memiliki pendapat sendiri. Ketika tua-tua memberi saran yang tidak disukainya, ia meminta saran dari orang-orang muda yang akhirnya memberi saran sesuai dengan yang diinginkannya. Endingnya tentu saja Rehabeam memilih saran dari orang-orang muda karena cocok dengan pemikirannya. Betapa banyaknya orang seperti ini dalam dunia. Kadang-kadang, gue juga termasuk salah satunya. Dalam kasus terdekat, misalnya beberapa waktu yang lalu, gue baru tau kalo di kantor baru gue, karyawan tidak mendapat 12 hari cuti selama 1 tahun pertama. Tadinya gue berpikir bahwa karyawan tidak boleh ambil cuti selama 1 tahun pertama tapi di bulan ke-13, karyawan berhak atas 12 hari cuti (jatah 1 tahun yang lalu yang tidak boleh diambil). Tapi ternyata, benar-benar ga dapat 12 hari itu! Ketika gue sharing ke beberapa orang, gue sangat senang ketika ada orang yang mendukung gue bahwa 12 hari cuti itu adalah hak karyawan. Dan gue rada bete ketika ada orang yang mengatakan itu hak perusahaan untuk mengatur. Padahal GM gue memberikan masukan bahwa tidak apa-apa kalau gue mo buat daftar pembanding/semacam usulan dan HRD perusahaan akan mendiskusikannya. Tapi ketika gue mencari usulan dari banyak pihak, gue merasa akhirnya ga obyektif lagi, gue hanya mencari pembenaran diri sendiri. Menyedihkan...

2. Rehabeam memiliki kebiasaan dan hobi yang buruk yang dicontohnya dari ayah dan kakeknya. Ayah dan kakeknya laki-laki yang beristri dan bergundik banyak. Rehabeam yang dianggap munafik awalnya memilih sepupunya sebagai istri. Dan ini baik dalam pemandangan tradisi dan hukum Israel. Kemungkinan Rehabeam melakukan ini demi nama baiknya. Tetapi akhirnya Rehabeam malah lebih mencintai istri-istrinya yang lain, yang bukan dari suku Israel dan tidak mengenal Tuhan. Semasa kecil, gue memiliki banyak kepahitan dengan mama, gue banyak ga suka dengan cara pikir dan tingkah-lakunya. Tapi akhirnya gue terpaksa harus mengakui kalo hal-hal yang gue ga suka dari mama itu justru melekat pada diri gue sendiri. Bersyukur bahwa di dalam Kristus, belenggu masa lalu itu dipatahkan. Ketika berani mengakui hal-hal yang tidak disukai itu ternyata ada pada diri gue sendiri, itulah langkah awal pemulihan diri gue. Setiap orang pasti dibentuk oleh orangtuanya. Maklum ortu kan arsitek keluarga. Tapi orang Kristen ga perlu putus asa dengan masa lalu yang kelam karena tidak ada yang mustahil buat Tuhan. Dalam kelemahanlah kuasa Tuhan akan dinyatakan, asal kita percaya pada-Nya dengan segenap hati.

Nah, belajar dari Rehabeam, kita semua perlu terbuka dengan pemikiran-pemikiran orang lain yang bahkan berbeda dari pemikiran kita. Pikiran kita pribadi seringkali terdistorsi, solusi yang kita anggap benar ternyata salah karena kita hanya memandang dari 1 sisi. Dan sungguh merupakan karunia jika Tuhan kasih orang-orang yang "sulit" karena orang-orang sulit itulah yang menolong kita melihat dari sudut yang berbeda. Dengan suatu kerendahan hati untuk mendengarkan (bukan sekedar mendengar loh) mereka, kita memiliki kekayaan untuk melihat dengan lebih jernih dan akhirnya tidak terperosok ke dalam dosa Rehabeam, dosa di mana kita semua punya potensi untuk melakukannya.

Tidak ada komentar: