Rabu, 19 November 2008

Taat itu Indah ^_^

Pagi ini bangun dengan rasa kantuk luar biasa gara-gara dengerin kuliah tentang kapal semalam. Dan justru today harus bangun lebih pagi dari biasanya karena ada KTB core-team di ECC. Rasanya pengen banget bolos. Pagi-pagi langsung self-talk apa yang bisa gue dapat kalau gue ga KTB. Tuhan gerakkan hati gue untuk bangun. Berdoa dalam ngantuk, sate dengan mata merem-melek, gue mo taat. Tau-taunya sate today dapat kisah tentang Naaman (gue pernah nulis tentang Naaman di blog).

Hari ini gue kembali menyadari 1 hal. Bahwa Tuhan senantiasa memberikan petunjuk (kalo lebih dalam lagi: visi) tapi manusia (khususnya gue) selalu dihadapkan pada sebuah pilihan, mo taat or kagak. Dalam contoh kecil hari ini, gue taat ketika gue tau Tuhan mau gue ikut KTB padahal secara fisik, gue capek banget dan banyak rasionalisasi yang lain, misalnya: gue mo pake waktu yang ada untuk persiapan mimpin KTB staf kantor siang ini.

Tapi ketika gue taat dan menghalau semua rasionalisasi gue, hasilnya gue sangat terberkati dengan KTB core-team di mana gue belajar bahwa pemimpin itu harus peka terhadap kehendak Tuhan karena Tuhan mempercayakan visi kepada seorang leader. Mendengar diskusi dan sharing dari para hamba Tuhan yang lain, gue merasa bahwa ladang tempat gue melayani memang berada di persimpangan dan harus membuat suatu pilihan. Jalan di depan tampaknya gelap sekali dan sulit melangkah. Di saat seperti ini, kami sama-sama jadi mengerti perasaan Gideon dan Musa yang minta tanda ketika Tuhan ingin mereka melangkah. Ketika Tuhan berbicara secara pribadi, tetap muncul kebingungan apakah itu keinginan pribadi atau benar-benar suara Tuhan atau pikiran orang lain yang mendistorsi.

Gue mensharingkan apa yang gue dapat tentang kapal semalam. Dalam sebuah kapal, ada 1 kapten yang ketika mo berlabuh harus berada di posisi tanpa blind-spot. Kapten harus dapat memandang ke depan, belakang, kiri, kanan tanpa ada 1 halangan sedikitpun. Kapten ini harus memberi arahan kepada si juru-mudi. Juru-mudi hanya bertugas memegang stir dengan menjalankan perintah kapten, apapun itu. Juru-mudi hanya berpegang pada perintah kapten dan kompas. Tapi yang mutlak dijalankannya adalah suara kapten. Kapten bilang "Maju" si juru-mudi harus maju dan tidak bisa stop selama kapten belum bilang "Stop". Si juru-mudi tidak dapat melihat dengan jelas jalan di depan, apalagi kalau malam. Semuanya serba gelap dan tidak mampu melihat apakah jalan sudah lurus atau belum. Tapi dengan panduan si kapten, juru-mudi hanya harus taat & percaya bahwa kapten melihat dengan jelas arah di depan.

Ada bagian yang disebut juru-mesin yang mengatur mesin untuk maju-mundurnya kapal. Tapi si juru-mesin ini harus melaporkan kepada kapten segala masalah dalam mesin. Kalau seandainya juru-mesin melapor pada kapten bahwa mesin sudah kepanasan, maka kapten harus mendengarkan pendapat dan masukan juru-mesin. Kalau kapten merasa arah jalan sudah benar dan dapat masuk dermaga, tapi juru-mesin bilang mesin ga sanggup, maka kapten harus stop sejenak.

Semua ini menggambarkan team-work yang sangat baik. Bagaimana tiap orang menjalankan bagiannya masing-masing. Bahkan di saat-saat tertentu, kapten dapat meninggalkan posisi dan jogging di bagian lain kapal. Tetapi kapten tidak dapat meninggalkan kapal, karena kapal jarang berhenti. Rutenya: merapat ke dermaga, turunkan penumpang, angkut penumpang lain, melaut, merapat ke dermaga lain, turunkan penumpang, dst. Berat juga ya jadi kapten euy :D

Semua ini memberikan pelajaran singkat buat gue (aplikasinya yang butuh waktu panjang hihihihi):
1. Tuhan memberi visi, bagian manusia hanya TAAT (apapun itu resikonya). Untuk taat seringkali manusia dihadapkan pada sebuah pilihan lain yang lebih menyenangkan secara daging. Tapi kalau mo taat pada suara Tuhan, akan muncul kata: Taat itu Indah :)

2. Pemimpin dipercayakan Tuhan menjadi owner sebuah kapal. Pemimpin harus punya visi yang jelas dan mampu mengkomunikasikan visi itu kepada anak buahnya. Pemimpin juga perlu mempercayai anak buahnya akan menaatinya. Kalau kapten turun dan melakukan tugas anak buahnya, kapal bisa berantakan.

3. Tiap orang memiliki fungsi & kepribadian yang unik dalam sebuah kapal. Kalau semuanya menjalankan bagian masing-masing dengan menaati kapten kapal, kapal itu dapat merapat ke tujuan yang sama tanpa terpecah-belah di laut.

Sebagai penutup, gue cantumkan good quotation dari seorang teman
today: Seorang leader bekerja dari segala keterbatasan, menembus dinding-dinding kesulitan dan memberikan sebatang lilin yang dinyalakan sumbunya di tengah-tengah terowongan tak bercahaya. Ia memberikan cahaya harapan, dan menuntun para pengikutnya menelusuri jalan-jalan baru yang berisiko gagal. Di tangannya terbentang sebuah peta, yang belum jadi betul denahnya. Tetapi, ia sadar betul ini adalah jalan terbaik untuk keluar dari kegelapan. Mereka percaya bahwa jalan baru pasti ditemukan, kendati mungkin saja mereka akan kesasar. Mereka beranggapan: kalau tak mau kesasar, mereka tak akan pernah menemukan jalan baru itu. (Djohan Robby, Leading in Crisis, Bara, 2006). Jadi leader emang berat tapi kalo God mempercayakan kapal milik-Nya kepada kita, bagian kita hanya taat karena sesungguhnya kalau relasi kita dekat dengan Tuhan, kita sedikit-banyak dapat peka dengan isi hati Tuhan, masalahnya: mo taat or kagak? Yah kurang lebih itu deh yang bisa gue sharingkan today. Masih banyak berkat Tuhan yang menanti hari ini, nih. Tuhan baek banget ama gue ya, SMANGAT2x! ^_^

Tidak ada komentar: