Senin, 21 April 2008

Hati Sirsak Siapa Yang Tau?

Senin malem gue tergoda bikin es sirsak gara-gara ada sirsak yang dibeli adik gue dan nganggur didiemin aja ga diapa-apain selama 2 hari. Dengan semangat 45 gue belah tuh sirsak dan adujubile minjalik, hatinya hitam kelam, busuk booo. Langsung ilang nafsu makan gue berganti jijik tapi juga ada rasa sayang yang akhirnya mendorong gue untuk terus memotong mencari bagian-bagian yang “dapat diselamatkan” dan HOREE, berhasil! Setengah sirsak itu masih bisa dimakan. Gue kupas bagian sirsak yang bersih, gue cobain sedikit dan ga terasa busuk. Cukup sudah, itu membuat gue terus mengupas sirsak. Hasilnya, sirsak cuma dapat diselamatkan sedikit, lalu gue cuci bersih dengan air hangat, tampilannya cukup menggiurkan (buat yang ga tau asal-usulnya) tapi gue pribadi udah ga niat makan barang sesendok sekalipun! Gue mo bereksperimen apakah nantinya keluarga gue pada bisa nebak ato kagak (jahat amat ya? ^_^). Saking dikitnya, akhirnya gue campur ama semangka plus susu wong buat dimakan rame-rame.

Setelah keluarga gue makan, gue tanya enak ato kagak tuh es sirsak campur semangka. Mereka dengan antusias bilang enak. Gue langsung ngakak tapi langsung diem ketika mereka melotot dengan curiga dan bertanya kenapa gue ketawa gitu. Yah udah deh ngaku dosa cerita asal-usul tuh sirsak sambil tetap menyakinkan mereka bahwa udah gue “steril-kan” dalam proses pembuatannya. Thanks God, mereka pada ga diare tuh, baik-baik aja perut mereka :p

Ini semua memberikan pelajaran berharga buat gue. Hati sirsak yang hitam mengingatkan gue terhadap hati manusia, bahkan hati gue sendiri. Dari luar, siapa yang bisa nebak hati gue? Sikap gue yang jijik terhadap hati hitam si sirsak pasti juga dialami oleh Tuhan yang melihat hitamnya hati manusia yang jatuh dalam dosa. Dan perasaan sayang yang muncul dalam hati gue yang terus mencari bagian-bagian sirsak yang dapat diselamatkan, membuat gue tersadar. Kalo gue sayang ama tuh sirsak yang bukan dibeli ama gue, bukan hasil tanaman yang gue rawat, pasti Tuhan jauh lebih mengasihi manusia yang DIA ciptakan, dia rawat dan merupakan milik kepunyaan-Nya!

Yang lebih menggembirakan lagi adalah Tuhan tidak seperti gue! Walau gue menyelamatkan si sirsak menjadi layak disantap keluarga, gue pribadi merasa jijik terhadap sirsak yang udah gue bersihkan karena dalam ingatan gue terpampang jelas hati hitam si sirsak. Tuhan bukan hanya membersihkan dosa gue tapi IA totally sayang gue, DIA ga inget2 lagi hitamnya masa lalu gue. Hati gue dipenuhi ucapan syukur karena setelah membersihkan gue, Tuhan bukan hanya memakai gue jadi berkat bagi orang lain, tapi DIA pribadi mengasihi gue dan ingin memberkati gue dengan hidup berintegritas, sehingga hati gue dapat dibaca oleh semua orang hari lepas hari dibersihkan dari bagian-bagian hitam yang dapat menghambat gue bertumbuh semakin serupa Kristus. Sikap Tuhan yang seperti itu juga mendorong gue untuk terus belajar mengampuni, baik diri sendiri maupun orang lain karena itulah teladan Tuhan yang gue pelajari melalui hati sirsak yang busuk.

Tidak ada komentar: