Rabu, 11 Februari 2009

Mimpi-Mimpi

Tiap orang punya mimpikah? Sabtu kemaren gue perpisahan dengan D yang mo go studi ke GuangZhou. Bagi sebagian orang, ini agak ga masuk akal: D bekerja 7 tahun di kantor lama gue, mati-matian banting tulang (belon banting TV) ngumpulin duit sepeser demi sepeser eh sekarang dihabiskan semuanya demi mengejar mimpi belajar bahasa di China. Awalnya gue juga merasa "Aduh D, sayang banget." Tapi kalo gue mo flashback, dulu gue juga gitu. Demi study ke MKSAAT, gue rela menghabiskan tabungan kerja selama 4tahun (walau akhirnya tuh tabungan ga abis-abis, kayak kasus janda di sarfat, God mencukupkan gue sampe ga harus kehabisan tabungan hehehe).

Gt juga ikut perpisahan dengan D. Dia termasuk orang yang sangat mendukung D untuk studi lagi karena Gt juga punya mimpi studi lagi ke Jerman! Seorang teman, Mt, juga punya mimpi studi lagi ambil S2 Psikologi. Sementara temen gue yang lain B, sedang berjuang mewujudkan mimpinya studi ke Belanda. Belum lagi, temen yang juga sedang mati-matian demi mimpi studi di Denver Seminary, Amrik. Wow, keep in touch dengan teman-teman ini sungguh membuat semangat gue menyala untuk terus mengevaluasi mimpi yang God taruh dalam hati gue ^_^

Apakah semua mimpi itu indah? Seorang teman yang lain, Mr berkata sambil menangis ke gue, "Gue mimpi pernikahan gue bahagia, gue ga pernah mimpi di usia 3th, pernikahan gue di ambang kehancuran dan harus pisah dari pasangan hidup gue!" Sahabat gue yang lain An dengan tersedu-sedu berkata, "Gue ga pernah mimpi menikah dan sekarang di usia 6th pernikahan, kalo gue bisa mengulang, lebih baik gue ga menikah. Gue ga pernah mimpi akan selingkuh. Gue sekarang hanya punya 1 mimpi, hidup gue hanya untuk anak gue. Dia yang satu-satunya gue sayang di dunia ini."

Buku SANG PEMIMPI karya Andrea Hirata juga sungguh mengagumkan melihat bagaimana seseorang berjuang demi mimpi-mimpinya. Sungguh, mimpi bisa membuat semangat gue naik atau sebaliknya mimpi buruk sangat menakutkan dan membuat gue merasakan sakit hatinya teman-teman gue akibat mimpi-mimpi dan realita yang ada dalam hidup mereka.

Sekarang ini ketika fisik gue terasa sangat lemah, gue kembali berpikir tentang mimpi, mimpi dan mimpi karena di saat begini, banyak orang yang menceritakan mimpi indah mereka termasuk mimpi buruk mereka. Emosi gue seperti orang naik jetcoaster. Satu hal yang gue dapet dari Amsal 23:18 adalah "Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." Wow, itu sungguh menguatkan gue! Sesuatu yang tidak pernah diimpikan alias mimpi buruk pun, berada dalam kontrol Allah Bapa Pengasih sehingga akhirnya gue bisa bersama Paulus berkata "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Jadi, JANGAN TAKUT BERMIMPI! Helen Keller seorang buta dan tuli pernah ditanya, "Apakah yang lebih parah ketimbang dilahirkan buta?" Ia menjawab, "Mempunyai penglihatan tetapi tidak mempunyai visi." Visi itu adalah impian kita, sasaran kita! Mimpi adalah terang yang membuat kita menempuh jalan yang benar ketika dunia di sekeliling kita gelap. Mimpi adalah terang di ujung terowongan, kesanalah kita mo melangkah. So, apapun mimpi gue, mimpi keluarga gue, mimpi teman-teman gue, mimpi orang-orang yang penting dalam hidup gue, serahkan aja semuanya ke Tuhan.

Penyerahan pada kedaulatan Tuhan itu penting luar biasa! Ada seseorang yang berkata, "Sungguh kehidupan yang sia-sia, mendaki tangga impian dan setelah sukses sampai di puncaknya, ternyata tangga kita itu disandarkan pada gedung yang keliru." Hmm, intinya: Letakkan mimpi di tangan kita yang terbuka. Siap-siaplah ketika Tuhan mengambil mimpi itu dan meletakkan mimpi lain yang kita bahkan ga mo impikan. Doakan supaya hati kita mampu menggenggam mimpi yang dititipkan Tuhan, bukan hanya menggenggam mimpi pribadi kita. Amin...

3 komentar:

Timothy Lee mengatakan...

Ungkapan yang jujur dan tulus...Tapi sorry Stella, kalo aku gak salah wanita yang buta dan menulis banyak hymn itu Fanny Crosby, bukan Helen Keller. Kalo aku salah ya berarti kamu bener hehe...that simple...:)

Stellaria mengatakan...

Aduh, iyaaaaaa.... thx God, Lie Tie, emang deh, ga sia2 lu jadi dosen musik gerejawi... thanks ya untuk masukannya. Gue salah, emang Fanny Crosby yang buta dan menulis banyak hymne. Kalo Helen Keller buta dan tuli dan menginspirasi banyak orang dengan usahanya "mendengar" orang berbicara dengan menempelkan tangan ke tenggorokan dan bibir lawan bicaranya. Yang gue kutip dalam tulisan gue adalah omongannya Helen Keller yang punya mimpi sangat luar biasa. TQ untuk koreksinya yaaaaa :)

Timothy Lee mengatakan...

You're very welcome...It's ok, manusiawi koq kalo salah hehe...gue juga pernah salah waktu ngajar teori musik di kelas. Untung langsung sadar trs buru2 koreksi dan mengakui kesalahan sejujurnya, jadi mahasiswanya bisa nerima dengan hati terbuka hehe...Iya Helen Keller ada filmnya gue pernah nonton tuh. Gue jg suka nulis sih tapi mau bikin blog rasanya maless banget hehe...kebanyakan mikir sih, jd suka gak fokus :)