Rabu, 18 Februari 2009

Masa Lalu Bukan Keselaluan

Waktu mempersiapkan topik "Masa Lalu Bukan Keselaluan" dengan bahan dasar buku Pak Yohan, gue merasa harus memecahnya menjadi 2 kali pertemuan. Dalam pertemuan pertama, gue minta kelompok untuk membuat SRH (Skema Riwayat Hidup) sampai tahun 2008. Karena masa lalu akan menjadi keselaluan selama belum disadari. Suatu pola yang sama akan terus berulang di masa yang akan datang jika belum ada "pencerahan" dampak sebuah masa lalu.

Singkat cerita, di pertemuan kedua, gue mo kelompok menang atas masa lalu dengan mensharingkan pencerahan yang mereka dapat melalui PR mengerjakan SRH itu. Terakhir, adalah tantangan untuk keluar dari pola masa lalu yang telah disadari. Gue bagiin kertas dan tiap orang menulis pola negatif dari masa lalu yang telah disadari. Setelah itu, gue kasih tiap orang masing-masing 1 balon (upss ini ngambil balon Tura punya nih, minta ya...tura kan murah hati hehehe).

Kemudian tiap orang memasukkan kertas yang sudah digulung kecil ke dalam balon lalu meniup balon. Setelah itu sebagai wujud mereka mau lepas dari pola masa lalu yang negatif, mereka harus memecahkan balon dengan usahanya sendiri, sebisa mungkin tidak menggunakan alat selain diri mereka sendiri. Gue kasih contoh dengan menduduki balon yang berisi pola gue sendiri. Kocaknya, tuh balon ga pecah gue duduki, malah gue yang terpental ke belakang (rawon yang gue makan siang itu ga cukup membuat gue bertahan didorong balon hehehe).

Setelah itu, kami saling mengamati tiap orang dalam kelompok. I dengan cepat memecahkan balon dengan menggunakan kuku. G juga menyusul, gue ga abis pikir kenapa 2 cowo itu punya kuku lebih panjang dari para wanita dalam kelompok . Cukup mengagetkan ketika melihat N menggunakan tangan dengan tidak ragu-ragu, muka memancarkan tekad, langsung memencet balon sampe pecah.

Yang kocak waktu As berusaha memecahkan dengan menginjak eh tuh balon ga pecah-pecah, dia dorong2 ke tembok juga ga pecah, balonnya alot banget sampe akhirnya dengan muka gemas, dia menggunakan tangan, memencet balon lalu ekspresi puas tergambar di wajahnya setelah balon itu pecah. Di saat bersamaan, Y juga meremukkan balon dengan tangannya langsung.

Lain dengan E yang dari awal menyaksikan orang-orang memecahkan balon, langsung menutup telinga dan berkata, "Gue takut, pecahin dong balon gue." Sampe akhirnya dengan dorongan teman-teman, E menutup telinga dan pasang muka pasrah, menduduki balon dengan mata terpejam. Eh balonnya mental kayak kejadian gue hahaha dia menepuk-nepuk dada berusaha menenangkan diri dan mengulang lagi dengan ekspresi yang sama. Akhirnya balon E juga pecah. Hanya L yang menggunakan pensil tajam untuk menusuk balon karena balon yang ditiupnya kecil banget, mo diapain juga ga akan pecah selain ditusuk.

Terakhir An yang memeluk balon dengan wajah tak mau kehilangan. Dia ga rela banget ketika semua orang menanti dia memecahkan balon. Dia bilang, "Sayang ini balon, bisa buat anakku." Geli banget deh, gue langsung mikir, "Buset, begini nih kalo seorang bapak mo mewariskan segala hal ke anak, termasuk hal-hal negatif (secara ga sadar)." Tapi setelah didorong-dorong, An mencubiti balonnya sampe berlubang dan balonnya ga meledak, kempes dengan cara yang tidak mengagetkan seperti yang lain.

Gue nulis ini karena dari cara mereka memecahkan balon, dari ekspresi mereka, dari celetukan-celetukan yang mereka keluarkan selama proses ini berlangsung, juga dari komentar perasaan mereka setelah berhasil memecahkan balon, sedikit-banyak, terbaca profile mereka. Yang pasti, kami semua bertepuktangan untuk diri sendiri yang telah berhasil memecahkan balon itu. Semua mempertanyakan, "Yah, bu... kertasnya masih ada nih, keluar lagi dari balon yang udah pecah!"

Gue tertawa dan berkata, "Yup, bener banget! Kertas berisi pola masa lalu yang ingin dihancurkan itu akan tetap ada. Itu mencerminkan bahwa masa lalu tidak bisa dihilangkan. Masa lalu akan selalu menjadi bagian hidup kita. Yang kita hancurkan adalah pola negatif dari masa lalu. Jadi, kita bertekad kita ga mau masa depan kita dipengaruhi lagi oleh pola negatif masa lalu. Ketika memecahkan balon itu ada rasa takut, rasa sakit ketika balon meledak. Meninggalkan pola negatif masa lalu pun menyakitkan dan kadang menakutkan tetapi ingat bahwa kalian telah menghancurkan balon tadi, ada tekad yang kuat dalam diri kalian untuk menang atas masa lalu. Masa lalu bukan keselaluan!"

Perkataan Paulus dalam Filipi 3:12-14 menutup topik ini: "Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, Tetapi ini yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." Ayat ini sungguh hanya dapat berlaku bagi orang-orang yang justru berani membereskan masa lalunya sehingga masa lalu tidaklah menjadi suatu keselaluan.

Tidak ada komentar: