Kamis, 19 Februari 2009

Gubrakk!!

Kemaren malam, gue ke Farmer's, nyokap minta dibeliin buah. Seperti biasa, gue jalan dari kantor, masuk dari MKG3 dan berjalan dengan cepat. Lalu mata gue terbelalak menyaksikan 1 stand. Saking tertariknya, sementara kaki gue jalan terus ke depan, mata gue nengok ke belakang terpaku ama stand itu, tiba-tiba.... GUBRAAKKKK!!! Duh gue nabrak 1 tante. Gue kaget banget soale gue sama sekali ga memperlambat langkah walau mata gue liat ke stand yang makin menjauh di belakang gue. Gue langsung say sorry ke si tante dan langsung ga enak liat muka si tante yang kaget plus bete gitu ditabrak gue.

Sebenarnya kalo gue pikir ulang, si tante juga salah. Kalo dia "pake matanya dengan lebih baik dari gue", dia pasti bisa menghindari orang yang mo nabrak. Gue rasa si tante juga "meleng" kayak gue (mungkin aja dia nunduk sambil jalan jadi gue yang segede gini bisa nabrak dia). Yah, whatever deh, gue ga mo cari kambing hitam dari kejadian ini. Gue cuma ga abis pikir, bisa-bisanya gue nabrak orang :=.=: Ada 2 hal yang terjadi sebenarnya:

1. Mata gue terbuka lebar memperhatikan (seharusnya ini syarat untuk tidak nabrak ya?). Sayangnya, mata gue mengarah pada fokus yang berbeda dengan fokus kaki gue. Sebenarnya gpp kalo gue mo ganti fokus dari Farmer's ke stand itu (mampir bentar). Barang yang didisplay itu menarik karena gue butuh, stok di rumah udah hampir abis, tapi selama gue merasa barang di rumah benar-benar belum abis, gue akan mikir 1000x buat beli yang baru karena itu hanya kebutuhan sekunder, tanpa itu pun gue masih bisa menjalankan seluruh hidup gue dengan normal. Lucu juga sih dalam waktu <1menit, otak gue udah bisa menyuruh kaki gue tetap jalan ke Farmer's tetapi hati gue menyuruh mata gue melihat ke stand itu terus. Ada 2 fokus yang gue mau badan gue jalani, rakus amat ya?

2. Kaki gue melangkah ke fokus awal dengan cepat. Ini bukan hanya menggambarkan gue yang pengen cepet-cepet kabur dari godaan (setia ama fokus awal). Ini lebih menggambarkan karakteristik gue yang tidak suka berhenti. Gue yakin kalo gue berhenti pun gue akan bisa mengatasi godaan untuk membeli barang yang belum urgent. Jadi, jalan terus adalah pilihan yang berlaku hampir dalam seluruh aspek hidup gue. Apapun yang terjadi, gue terbiasa tidak berhenti. Dan sungguh, ini bisa dikatakan sebagai satu kekuatan sekaligus kelemahan gue. Minggu lalu ketika gue sakit, gue benar-benar bersyukur karena akhirnya Tuhan stop gue dari semua aktivitas yang ada. Gue yang apa-apa mau cepat, harus belajar untuk STOP di saat emang harus stop.

"Mata dan kaki harus sinkron, sama seperti otak dan hati." Kalo ga sinkron, dalam contoh sepele, ya nabrak kayak yang gue alami dengan si tante itu. Agak menyakitkan lah, nabrak si tante. Pasti lebih menyakitkan lagi kalo nabrak Ade Rai hahaha just kidding... pasti lebih nyakitin akibat otak dan hati ga sinkron. Akan ada banyak kemarahan dan ketidakpuasan yang terpendam ketika otak berusaha mempertahankan logikanya sementara hati merasakan yang lain. Kalo dipendam terus yah paling-paling muncul darting (darah tinggi) or parahnya ya stroke. Kalo dikeluarin dengan tidak tepat yah kasian aja orang-orang di sekitar yang kena imbas. Ini namanya cari penyakit susah sendiri ^_^

Gue teringat ucapan mentor gue: "Stel, Jangan sampe hati lu teriak-teriak mengejar otak lu, 'Tunggu...tunggu... tungguin gue donggg!' sementara otak lu udah lari entah kemana." Atau ucapan dosen gue ke temen yang lain: "Jangan sampe hati lu lari dengan cepat lalu otak lu teriak-teriak, 'Ngapain sihh lu ke sono, cari penyakit aja deh?!'" Hati dan otakku tersayang, jalanlah bareng-bareng. Soale, kapok nih nabrak....gubrakkk!!!

Tidak ada komentar: