Senin, 02 Maret 2009

Slumdog Millionaire


Gue udah tertarik nonton sejak dinominasikan 10 Oscar dan tambahan lagi, Sam rekomendasiin film ini di YC. Akhirnya, Sabtu kemaren gue bertekad buat nonton j2.30pm di MOI eh tau2nya j2.15pm, selesai pelatihan guru-ortu, gue baru bisa go dari kantor! Panik banget, udah ujan, gue nunggu taxi ga lewat-lewat sampe 3 orang kantor ikutan prihatin ama gue hehehe thanks God, gue yang ekstrovert, kebiasaan menyebarkan pokok doa ke teman-teman via sms karena di dalam taxi abis doa pun kejebak macet, booo! Dari situ, God kirim teman yang kebetulan lagi kejebak macet di depan MOI untuk langsung menelepon gue & menawarkan pertolongan masuk ke MOI & beliin tiket dulu buat gue! Jadi, begitu sampe MOI, gue langsung masuk teater karena film sudah dimulai (untungnya, belum terlalu lama). Two thumbs up buat film ini, ga heran memenangkan 8 Oscar!

Ringkasan ceritanya tentang seorang pemuda miskin bernama Jamal Malik yang memenangkan 10 Juta Rupee dalam acara kuis Who Wants To Be A Millionaire (versi Indonesia, dipandu Tantowi Yahya). Aslinya di India, kuis ini dipandu oleh Amitabh Bachchan, tetapi di film diperankan oleh aktor yang mirip (entah karena film ini ga sanggup bayar Amitabh Bachchan, or karena si Amitab Bachchan ga mo berperan jadi pemandu kuis yang "paranoid" itu he
hehe). Slumdog itu ternyata artinya anjing kumuh, sebutan untuk gelandangan. Karena Jamal seorang slumdog, si pemandu kuis curiga Jamal curang sehingga memanggil polisi. Kasian banget deh si Jamal sampe disetrum, disiksa oleh polisi. Dari adegan ini, di India gue rasa ga berlaku azas "praduga tak bersalah" tetapi sebaliknya: "praduga bersalah" sampai tersangka terbukti tidak bersalah. Film ini penuh flashback yang menceritakan kisah masa kecil & remaja Jamal yang membuatnya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuis. Berikut pelajaran yang bisa diambil dari adegan-adegan yang ada:

1. Pertanyaan pertama dari kuis: "Siapa aktor India terkenal tahun 70-an?" Jam
al bisa jawab karena di masa kecil, Jamal lagi berlama-lama "nongkrong" WC umum, sampe kakaknya (Salim) yang terima bayaran dari WC umum, harus kehilangan pelanggan yang mo pake tuh WC. Salim bete dan mengunci Jamal di WC waktu ada helikopter yang mengantar Amitabh Bachchan ke kampung kumuh mereka. Akhirnya, Jamal dengan menatap foto Amitabh Bachchan, membulatkan tekad keluar dari lobang pembuangan kotoran manusia! Dengan badan penuh kotoran dari ujung kepala sampe kaki, Jamal berhasil mendekati Sang Idola tanpa kesulitan karena semua orang yang berkerumun langsung menyingkir & memberi jalan buat Jamal yang berlumuran kotoran meminta tandatangan sang idola hahahaha ini adegan sangat kocak. Gue kagum ama kecerdasan Jamal dan yang pasti: SEMANGAT TIDAK MENYERAH SAMPE MENDAPATKAN APA YANG DIINGINKANNYA DENGAN MENGORBANKAN DIRINYA SENDIRI. Dari kecil aja udah begini, gue sangat antusias menyaksikan pelajaran-pelajaran berikutnya dari seorang Jamal. Sebenarnya, Salim (kakak Jamal) juga punya semangat mendapatkan apa yang diinginkannya tapi dengan cara mengorbankan orang lain! (ia menjual foto bertandatangan artis yang notabene milik Jamal itu). Di sini udah mulai tampak perbedaan karakter kedua kakak-beradik ini.

2. Pertanyaan kuis kedua, gue lupa tapi sangat gampang tapi justru Jamal ga bisa jawab dan menggunakan bantuan "ask the audience" (yang suka nonton kuis ini, pasti ngerti maksudnya). Sang Inspektur polisi yang memeriksanya berkata, "Anakku yang umur 5 tahun aja bisa menjawabnya, kenapa kamu ga bisa?" Jamal menjawab dengan memberikan banyak pertanyaan balik kepada inspektur yang tak satu pun bisa dijawab si polisi dan akhirnya Jamal mengatakan "Semua anak umur 5 tahun di daerahku bisa menjawab itu." Pelajaran: Tiap orang unik karena dibesarkan dari latarbelakang keluarga, pendidikan dan ekonomi yang berbeda-beda. Seseorang yang pandai di satu bidang, belum pasti pandai di bidang yang lain, dan sebaliknya. Don't judge a book by it cover kayaknya berlaku di sini deh.

3. Ada pertanyaan, "Apa yang dipegang oleh tangan patung Rama?" Ini melempar penonton ke adegan Jamal kecil sedang main bersama Salim sementara ibunya mencuci baju di sungai. Tiba-tiba ada kerusuhan mencekam antara pengikut Hindu-Islam. Jamal menyaksikan ibunya meneriakinya untuk lari menyelamatkan diri dan dengan mata kepalanya, ia menyaksikan ibunya dibunuh. Ketika ia dan Salim melarikan diri, ia bertemu patung Rama (or anak kecil yang dijadikan patung ya?), kejadian itu sangat terekam otaknya karena ia jelas melihat Rama itu menggenggam apa. Jamal dengan sedih berkata di depan polisi, "Aku berharap seandainya aku tidak tahu jawaban pertanyaan itu. Jika waktu itu aku tidak bertemu Rama, mungkin ibuku masih hidup." Lanjutan kejadian itu, Jamal & Salim berjumpa dengan Latika, anak perempuan gelandangan yang kehilangan keluarganya gara-gara kerusuhan. Salim tidak ingin membawa Latika sementara Jamal yang lembut hati tidak tega menyaksikan Latika kehujanan dan mengizinkannya bergabung. Akhirnya mereka bertiga hidup sebagai gelandangan. Pelajaran: Jangan biarkan kesulitan hidupmu menghalangimu merasakan kesulitan orang lain. Konsep Jamal: "Menggandeng orang lain yang sedang kesulitan akan membagi dua kesusahan (mengurangi kesulitan)." Sementara konsep Salim: "Kesulitan orang lain akan membuat kesulitan hidup kita bertambah jadi double." Yang mana konsep gue & lu? ^_^

4. Pertanyaan "Siapa pengarang lagu ... ?" (gue lupa hihihi). Jamal mengingat masa kecilnya sebagai 3 slumdog yang "ditemukan" oleh Maman. Mulanya mereka berpikir kalo Maman seorang malaikat padahal mereka sedang direkrut buat jadi pengemis jalanan (kayak di Jakarta banget gitu loh). Nah, Maman punya rencana khusus buat anak yang mampu nyanyi (salah satunya Jamal). Salim ga bisa nyanyi tapi punya bakat jadi mafia jadi Maman mengangkatnya untuk ngatur anak-anak lain. Salim liat dengan mata kepalanya sendiri salah seorang anak yang sangat pandai nyanyi, dibius lalu matanya dikasih air keras dan dikorek. Ketika Salim muntah-muntah, Maman menyuruhnya memanggil Jamal. Salim yang kaget disuruh Maman memilih mo jadi gelandangan or mo jadi seperti dirinya yang "laki-laki sejati". Salim mengangguk dan memanggil Jamal yang lagi latihan nyanyi ama Latika. Jujur gue deg-deg-an banget menyaksikan adegan ini. Jamal ditanya mo nyanyi lagu apa (Latika ngintip di luar gedung). Jamal sebutkan judul lagunya, dan Maman tersenyum sambil bilang pengarang lagu itu. Ketika Jamal nyanyi, Maman kasih kode ke Salim untuk ambil cawan berisi air keras (buat membutakan mata Jamal). Salim ambil air keras dan tiba-tiba ia melempar air keras itu ke muka bawahan Maman. Salim lari sambil teriak nyuruh Jamal ikut lari. Latika di luar pun ikut lari bersama mereka. Salim tidak berhenti sampai ia naik ke sebuah kereta api yang berjalan dan Jamal pun berhasil mengikutinya naik. Latika berhasil menggenggam tangan Salim tetapi Salim yang licik melepas tangan Latika sehingga akhirnya Latika tertangkap oleh Maman, dkk. Pelajaran: Salim licik dan akan berbuat apa saja demi keselamatan diri dan adiknya. Gue agak merinding menyaksikan adegan ini soale gue mikir kalo gue dihadapkan pada kasus yang mirip, apa pilihan gue? Apa gue akan mengorbankan orang lain untuk keselamatan gue & keluarga? Gpp orang lain tertangkap, gpp mengumpankan orang lain, yang penting diri sendiri & keluarga aman? Di saat darurat dan sulit menyelamatkan semua pihak, apakah gue akan membuat prioritas seperti Salim?

5. "Foto siapa yang tercetak di uang 100 US Dollar?" Semua orang ga ada yang percaya Jamal seorang miskin dan tukang saji teh (Chaiwallah) bisa mengetahui jawabannya, dari mana Jamal bisa tau? Emangnya dia pernah liat uang 100 USD? Adegan bergulir ke masa Jamal remaja yang gelandangan dan terdampar ke deket Taj Mahal. Banyak adegan kocak di sini, mencerminkan lagi kontrasnya karakter Jamal yang jujur dan Salim yang culas dalam hal sama-sama mencari uang buat hidup. Jamal jadi tour guide, tukang foto, kerja di resto, dll. Paling berkesan buat gue adalah Jamal mengajak orang bule dari Taj Mahal ke "binatu terbesar di dunia". Buset deh, si Jamal ngajak turis liat orang India lagi rame-rame nyuci & jemur baju di kampung yang kumuh (kreatif banget ya?). Sementara Jamal lagi mengajak turis keliling, Salim mengerahkan para pemuda kampung untuk mempreteli mobil si turis (jadi kayak gembong pencuri kendaraan bermotor di indonesia gitu). Jamal shock ketika mengantar turis kembali dan melihat mobil tinggal rangkanya doang. Dia digebuki oleh pemandu lokal yang mendampingi turis selain dirinya. Jamal berkata, "Jika kamu ingin melihat India, beginilah India yang asli." Bule wanita kasian ama Jamal dan menyuruh suaminya memberikan uang tips untuk Jamal. Di situlah Jamal mendapat uang 100 USD. Jamal tidak pernah membelanjakan uang itu. Tetapi Jamal terus mencari Latika, dan bertemu dengan seorang pengamen buta yang sedang menyanyi. Jamal memberikan uang 100 USD ke anak itu. Awalnya si buta mencium uang itu lalu menanyakan nominalnya. Ketika Jamal menyebutkan 100 USD, si buta menguji, "coba ceritakan gambar yang tertera di uang itu." Jamal menyebutkan ciri-ciri orang yang tercetak di uang itu. Anak buta itu langsung berteriak, "Benjamin Franklin! Kau tidak membohongiku, sahabatku Jamal." Anak itu ternyata mengenali suara Jamal dan mengatakan kalo Jamal sangat beruntung berhasil melarikan diri dari Maman sementara dirinya tidak seberuntung Jamal. Jamal mendapat info di mana Latika dari anak buta itu. Pelajaran: Berbelaskasihanlah kepada semua orang yang tidak seberuntung dirimu. Jamal yang miskin masih bisa memberikan uang 100 USD ke seorang anak buta padahal kalo dipikir lagi, sebenarnya Jamal mungkin bisa menggunakan uang itu untuk dirinya sendiri, ia memilih memberikan uang itu kepada orang lain. Akhirnya Jamal & Salim berhasil bertemu Latika yang sedang belajar menari di rumah prostitusi. Salim yang dari kecil udah bakat preman, dengan tak ragu sedetikpun, membunuh Maman dengan pistol. Mereka bertiga kabur dengan membawa uang Maman. Salim pergi melaporkan dirinya sudah membunuh Maman ke gembong mafia dan akhirnya ia diangkat jadi kaki tangan mafia itu. Salim kembali ke hotel tempat Latika & Jamal berada, lalu memaksa Jamal pergi dari hotel dengan menodongkan pistol ke kepala Jamal. Latika yang tidak ingin Jamal dibunuh, mengalah dan membiarkan dirinya bersama Salim.

6. Ada pertanyaan "Siapa yang memenangkan pertandingan ...?" (gue lupa lagi pertanyaannya hehehe). Ini melempar Jamal ke momen ia berjumpa lagi dengan Latika yang sudah menjadi istri simpanan si gembong mafia atasannya Salim. Si gembong akhirnya nonton pertandingan tapi karena Jamal hanya konsen pada Latika, ia tidak memperhatikan pertandingan dimenangkan oleh siapa. Lalu pikiran Jamal juga berlanjut ke Latika yang ingin lari bersamanya di stasiun tapi tertangkap oleh Salim dan antek-antek si gembong mafia. Pipi kiri Latika terluka oleh pisau Salim. Semua masa lalunya, tidak ada yang membawanya ke jawaban dari pertanyaan yang diajukan padanya. Ketika di toilet, waktu jeda, Jamal bercakap-cakap dengan sang pemandu kuis. Jamal mengakui bahwa ia tidak mengetahui jawabannya dan ia akan gagal. Si pemandu kuis menyakinkan Jamal bahwa Jamal pasti menang, lalu ia keluar dari tolet. Jamal yang mo cuci tangan melihat di kaca wastafel huruf "B" yang ditulis oleh si pemandu kuis dengan uap panas air wastafel. Jamal kaget banget. Dia kembali ke "kursi panas" dengan ditonton banyak orang dengan wajah linglung. Dia menatap si pemandu kuis dan mengatakan tidak tahu jawaban apa yang harus diberikan, dia minta bantuan "50-50" dan yang dihilangkan oleh komputer adalah pilihan A & C. Kasian banget deh si Jamal. Gue mikir wajar kalo Jamal jengkel. Kekerasan hatinya membuatnya "menolak" dan memilih jawaban yang bertolakbelakang ama "bocoran dari si pemandu kuis".


Masih banyak lagi yang bisa dipelajari dari film ini. Gue pengen nulis tapi kayaknya udah kepanjangan. Kalo dipikir-pikir ide cerita film ini mirip dengan Tetraloginya Laskar Pelangi si Andrea Hirata. Orang yang punya mimpi, berani memperjuangkan bukan hanya mimpinya tapi juga cintanya. Tujuan Jamal ikut kuis Who Wants To Be Millionaire adalah agar Latika (orang yang dicintanya sejak kecil) menemukannya. Cinta Jamal benar-benar membuat gue geleng-geleng kepala, ia tetap menantikan Latika setelah ia menjadi milyuner, bahkan setelah Latika jadi istri simpanan seorang gembong mafia Hongkong eh India denk hehehe.

Pertanyaan yang muncul: bagaimana lingkungan yang buruk itu tidak mampu menghilangkan karakter Jamal yang seperti berlian ini? (si Jamal ini ga pernah dishoot sedang sholat loh). Gue melihat satu hal yang indah: Jamal tidak pernah melenyapkan masa lalunya, ia mengingat semuanya dan belajar bertumbuh melalui masa lalunya sehingga akhirnya ia mampu mengolah masa lalunya menjadi batu loncatan menuju kesuksesan di masa depan. Pertanyaan terakhir gue: adakah pria seperti Jamal di dunia realita ini? Kalo ada, tolong dipaketin 1 ke rumah gue (nti gue mati-matian ajarin bahasa indonesia deh) hahaha... Petuah HM ke gue bergaung di telinga: pria impian seperti itu, yang riil pasti belum lahir ke dunia atawa udah mati, booo...

1 komentar:

Timothy Lee mengatakan...

Wah gue blm sempat nonton yg satu ini, tp thanks atas tulisan u gue bisa dapet resensi cukup lengkap hehe...

btw klo sempet boleh mampir di http://timomind.blogspot.com