Jumat, 19 September 2008

Dunia Mimpi

Menarik sekali bernostalgia dengan komik zaman dulu. "Kanata Kara" alias "Dunia Mimpi" adalah komik yang bagus dan ingin membaca ulang. Thanks God, dengan adanya internet, berhasil membaca ulang dengan sudut pandang yang berbeda. Walau isi ceritanya tidak seluruhnya benar dari sudut pandang Teologi ^_^ tapi ada hal-hal menarik yang pantas dipertimbangkan.

Noriko adalah gadis SMA, 18 tahun hidup di Jepang dan beberapa kali memimpikan suatu tempat yang sama. Sampai suatu ketika dia mengejar sebuah bola yang berhenti tepat di depan kantong berisi bom yang meledak. Waktu bom itu meledak, teman-teman Noriko & orang-orang di Jepang tidak berhasil menemukan tubuh Noriko. Noriko sendiri melayang dan sempat menyaksikan dirinya menjauh dari orang-orang di Jepang. Ia masuk ke dalam suatu hutan di dunia yang berbeda.

Di sanalah ia berjumpa dengan Izaku yang berniat membunuh "sang pencerah" yang diramalkan akan muncul di hutan itu. Izaku tidak menyangka kalau sang pencerah itu hanyalah gadis kecil yang tampak lemah dan tidak bisa apa-apa. Jadinya, Izaku malah menolong Noriko dari berbagai ancaman hewan-hewan aneh di hutan itu. Noriko lemah dan ketakutan, Izaku kuat dan serba bisa (maklum ksatria gitu loh). Dimulailah petualangan Izaku dan Noriko dalam dunia itu. Noriko belajar bahasa baru karena awalnya ia dan Izaku tidak saling mengerti bahasa masing-masing. Seiring dengan berjalannya waktu, Noriko tambah mampu bertahan di dunia itu. Izaku yang ternyata memiliki sisi gelap dalam dirinya semakin sering bersama Noriko jadi semakin bertambah terpuruk.

Di sisi lain, mereka sudah sulit berpisah karena sudah jatuh cinta satu sama lain. Izaku juga tidak sampai hati meninggalkan Noriko yang dengan takdirnya sebagai sang pencerah, menjadi rebutan banyak pihak sementara Noriko tidak punya kemampuan apa-apa untuk mempertahankan diri. Sampai suatu titik Izaku berubah wujud menjadi monster di hadapan Noriko. Yang menarik adalah Noriko tidak meninggalkan Izaku. Dan kenyataan ini sudah cukup bagi Izaku untuk berjuang mengalahkan sisi gelap dari dirinya. Izaku yang sejak kecil dianggap monster dan ditolak oleh ibu kandungnya sendiri akhirnya menemukan penerimaan diri yang diberikan oleh Noriko.

Kyoko Hikawa menceritakan kisah ini dengan sangat menarik. Ending kisah ini pun bagus, bahwa:
1. Tidak ada manusia yang sempurna. Ortu bisa aja menolak/membuang anaknya sendiri. Masa kecil selalu memiliki pengaruh dalam pertumbuhan manusia, termasuk dalam hal ambisi (yang diinginkan) ataupun yang berusaha dihindari.
2. Iblis memakai kelemahan manusia, kejadian masa kecil yang telah membentuk seseorang pada akhirnya dapat dipakai Iblis untuk mengikat orang itu. Iblis bisa menawarkan terang palsu (jalan keluar/kekuatan tak terhingga) tapi pada akhirnya orang itu akan menjadi budaknya, binasa bersama si iblis selamanya.
3. Manusia membutuhkan penolong untuk melihat dan mengalami pencerahan dari dunia yang telah dikuasai iblis. Karena selama ini manusia tidak bisa keluar dari kegelapan dan kuasa iblis yang telah mencengkeramnya. Penolong itu harus berasal dari dunia yang berbeda, yang belum tercemar oleh kerusakan. Penolong itu harus memiliki hati yang bersih dan semangat mengasihi manusia-manusia yang telah dikuasai kegelapan itu.
4. Komik ini menggambarkan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia yang hidup menyayangi alam dan manusia lainlah yang akan mengalami kepuasan/kepenuhan dalam hidupnya. Kasih mengatasi segala kesulitan dan tantangan hidup. Kasih membuat seseorang bertahan dan memotivasinya mengambil keputusan demi kebaikan orang yang dikasihinya.

Walau komik ini hanya fiksi, belajarlah melihat hal positif yang terkandung di dalamnya. Walau pengarangnya tidak belajar teologi, pembaca tetap dapat mempelajari hal-hal positif di dalamnya. Jadi, benarlah perkataan seseorang bahwa "Orang cenderung melihat dan berpikir sesuai dengan konstrual (opini) awalnya." Mungkin tulisan ini hanya bersifat pembenaran diri yang dilakukan. Tapi intinya, dunia akan menjadi lebih indah jika kita belajar melihat segala sesuatu dari sudut yang positif. Tentu saja, ada hal-hal negatif yang harus dilihat tapi akan terasa lebih ringan dan mampu dihadapi ketika kita fokus pada hal-hal positif... Met melihat dunia dengan kacamata positif sehingga tidak perlu pergi ke dunia mimpi untuk mengalaminya :)

Tidak ada komentar: