Rabu, 17 September 2008

Abigail: Perempuan yang Menyelamatkan Suaminya

Menjadi seorang wanita sungguh berat di zaman dulu (sekarang juga kayaknya sama beratnya hehehe). Wanita cantik seperti Abigail bisa-bisanya menikah dengan seorang pria bernama Nabal (yang kelakuannya sama dengan namanya, bebal, kasar dan tidak tahu aturan). Zaman dulu kan emang wanita tidak bisa memilih suami, jadi harus nurut ama pilihan keluarga. Demikian juga dengan Abigail.

Menariknya, Abigail yang memiliki suami kasar ini, justru melindungi dan menyelamatkan nyawa si suami dari Daud yang murka karena kata-kata kasar dan tidak tahu berterimakasih dari si Nabal. Dari buku Charles Swindoll "Kisah Menarik Orang-Orang yang Terlupakan" ini, dapat dipelajari hal-hal sebagai berikut:

1. Orang pilihan Tuhan dan bukan orang pilihan Tuhan sama-sama bisa marah. Sama-sama bisa tidak berpikir panjang dan di suatu titik bisa aja bertindak terburu-buru, tidak pikir panjang, tidak bijaksana gara-gara dikuasai kemarahan. Tapi hati orang pilihan Tuhan berdetak selaras dengan hati Tuhan, berarti orang itu mau mendengarkan teguran yang disampaikan oleh orang lain (utusan Tuhan supaya anak-Nya tidak melakukan dosa). Jadi, dengarkanlah teguran dari orang-orang yang mengasihi Tuhan.

2. Dalam keadaan marah, orang cenderung terburu-buru dan ingin memuaskan alias melampiaskan kemarahan itu. Dan dampaknya selalu buruk bila itu dilakukan. Jadi, daripada marah-marah ga karuan dan mengeluarkan kata-kata yang menusuk dan menyakitkan orang lain, lebih baik diam dulu sampai kepala dingin, kemudian bicarakan baik-baik (ini mustahil dilakukan dengan hati panas). Jadi, tariklah nafas panjang, hitung sampai 10 sebelum melampiaskan kemarahan kepada seseorang.

3. Orang yang tidak peka akan menyakiti hati orang-orang di sekitar. Kepekaan berkaitan erat dengan ketaatan. Kalau kepekaan selalu diikuti ketaatan, maka kepekaan akan makin terasah. Demikian juga sebaliknya, lama-lama kepekaan bisa aja makin tumpul karena tidak dipraktekkan dengan ketaatan. Ketaatan berarti berintegritas, melakukan bagian diri sendiri dan menyerahkan bagian lain ke dalam tangan Tuhan. Jadi, ketaatan selalu menuntut suatu pengorbanan. Yang pasti Tuhan tidak pernah berhutang, Tuhan selalu memberikan ganjaran setimpal untuk ketaatan dan sebaliknya, ada konsekuensi di balik suatu ketidaktaatan. Jadi, belajarlah peka terhadap apa yang Tuhan inginkan dari diri kita. Kemudian taatlah apapun harga yang harus dibayar.

4. Abigail adalah perempuan yang penuh hikmat. Dia tahu kapan harus bertindak/berkata-kata dan kapan harus berdiam diri. Ini dikarenakan selama ini Abigail selalu berusaha taat dalam hidup rumah tangganya. Ia melakukan perbuatan baik pada suami yang tidak baik bukan karena suaminya layak menerima itu tetapi karena Abigail adalah orang yang baik. Jadi, teladanilah Abigail, pandai-pandai mengatur perkataan yang keluar dari mulut kita. Diam tidak selamanya emas tetapi waspadalah karena mulutmu harimaumu. Kata-kata yang keluar dapat menjatuhkan atau membangun orang lain. Kalau bisa membangun, kenapa kita harus menjatuhkan orang lain? Contohlah Abigail. Seorang wanita yang luar biasa, sanggup memilih kapan harus berkata-kata dan kapan harus berdiam.

Menjadi seorang wanita berarti menerima peran untuk menolong pria, dan bukan sebaliknya malah merongrong pria. Jalanilah peran ini dengan sukacita karena upahnya besar di Surga. Berbahagialah, para wanita ^_^

Tidak ada komentar: