D
adalah seorang tukang perak. Dia berorasi mengompori para pekerja lain
dalam perusahaan ketika 1 agama baru yang sedang berkembang dirasanya
akan membuat income mereka berkurang. Motif dasar mereka demo:
UUD-ujung2nya duit, tapi dibungkus dalam bahasa rohani, demi
kelangsungan agama mayoritas penduduk kota.
Demi agama, massa dengan mudah segera kumpul. Makin banyak orang ngumpul, makin banyak mulut
yang ngomong, makin berkembang kasus yang dilontarkan tetapi akhirnya
tidak ada yang tahu untuk apa mereka kumpul, rusuh & bahkan main
hakim sendiri atas 2 orang asing.
Ada orang yang berusaha
menenangkan tapi ketika massa lihat dia dari suku etnis tertentu, mereka
menolaknya, memprotesnya selama 2 jam teriak2 ga karuan tanpa saling
mendengarkan 1 sama lain. Bising! -.-'
Ajaibnya
massa mulai mau mendengarkan ketika ada orang yang mengawali orasi
dengan memuji agama mayoritas mereka. Itu menenangkan massa &
buntutnya massa dapat dibubarkan karena mengerti bahwa mereka hanya
dimanfaatkan; lebih tepatnya: agama mereka dimanfaatkan untuk
kepentingan isi dompet sekelompok orang.
Hope kisah nyata di
atas menjadi warning bagi tiap orang yang mengaku beragama. Mari jangan
terpancing kelompok2 yang memakai bungkusan agama tapi isi dalamnya
adalah UUP (politik) yang UUD juga, sih. Terus berdoa agar Indonesia
dapat jadi teladan bagi dunia dalam menyelenggarakan pilpres yang aman,
mampu menghasilkan pemimpin bangsa yang akan membawa perubahan ke arah
yang lebih baik & all rakyat Indonesia mampu menunjukkan martabat
bangsa yang berani bersikap sekaligus tetap cinta damai.
Ayo,
ke TPS 9 Juli 2014, coblos nomor/foto orang yang didoakan, kawal & doakan
terus hasilnya. Kerjakan bagian kita, apapun hasil pilpres, percayalah
tidak ada yang di luar dari kendali Tuhan Sang Pencipta alam semesta^^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar