Kamis, 10 Juli 2014

UUD (or UUP) Berkedok Agama

D adalah seorang tukang perak. Dia berorasi mengompori para pekerja lain dalam perusahaan ketika 1 agama baru yang sedang berkembang dirasanya akan membuat income mereka berkurang. Motif dasar mereka demo: UUD-ujung2nya duit, tapi dibungkus dalam bahasa rohani, demi kelangsungan agama mayoritas penduduk kota.

Demi agama, massa dengan mudah segera kumpul. Makin banyak orang ngumpul, makin banyak mulut yang ngomong, makin berkembang kasus yang dilontarkan tetapi akhirnya tidak ada yang tahu untuk apa mereka kumpul, rusuh & bahkan main hakim sendiri atas 2 orang asing.

Ada orang yang berusaha menenangkan tapi ketika massa lihat dia dari suku etnis tertentu, mereka menolaknya, memprotesnya selama 2 jam teriak2 ga karuan tanpa saling mendengarkan 1 sama lain. Bising! -.-'


Ajaibnya massa mulai mau mendengarkan ketika ada orang yang mengawali orasi dengan memuji agama mayoritas mereka. Itu menenangkan massa & buntutnya massa dapat dibubarkan karena mengerti bahwa mereka hanya dimanfaatkan; lebih tepatnya: agama mereka dimanfaatkan untuk kepentingan isi dompet sekelompok orang.

Hope kisah nyata di atas menjadi warning bagi tiap orang yang mengaku beragama. Mari jangan terpancing kelompok2 yang memakai bungkusan agama tapi isi dalamnya adalah UUP (politik) yang UUD juga, sih. Terus berdoa agar Indonesia dapat jadi teladan bagi dunia dalam menyelenggarakan pilpres yang aman, mampu menghasilkan pemimpin bangsa yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik & all rakyat Indonesia mampu menunjukkan martabat bangsa yang berani bersikap sekaligus tetap cinta damai.  


Ayo, ke TPS 9 Juli 2014, coblos nomor/foto orang yang didoakan, kawal & doakan terus hasilnya. Kerjakan bagian kita, apapun hasil pilpres, percayalah tidak ada yang di luar dari kendali Tuhan Sang Pencipta alam semesta^^ 

Tidak ada komentar: