Rabu, 03 Desember 2008

Cara Tuhan

Syair kutipan dari buku "Merupa Hidup dalam Rupa-Mu" (halaman 80)

Kumohon kepada Tuhan
agar aku bisa bertumbuh dalam
iman, kasih dan setiap anugerah
di mana aku bisa lebih mengenal karya keselamatan-Nya,
dan lebih sungguh-sungguh mencari wajah-Nya.
Dialah yang mengajarku berdoa demikian,
maka aku berharap Dia akan menjawab
permohonanku dengan segera;
Dan dengan kekuatan kasih-Nya
menaklukkan dosa-dosaku,
dan memberiku ketenangan.
Aku yakin Dia telah menjawab doaku,
namun dengan cara sedemikian rupa
yang justru membuatku hampir putus asa.
Ya, bahkan dengan tangan-Nya sendiri,
Ia kelihatannya bermaksud menambah sengsaraku;
merintangi segala kesenangan yang kurancangkan;
menghancurkan kemegahanku, dan merendahkannya.
Bukannya seperti permohonanku,
Ia malah membuatku merasakan kejahatan-kejahatan
tersembunyi dalam batinku,
dan membiarkan berbagai kekuatan amarah neraka
menyerang setiap bagian jiwaku.
Serta menunjukkan bahwa
perasaan dendam, perselisihan, benci,
cemburu, iri, tidak sabar, malu, putus asa, hawa nafsu,
kesombongan, ambisi, dan sensualitas
masih berkuasa atas perilakuku.
"Tuhan, mengapa ini?" seruku gemetar.
"Dengan cara inilah," sahut Tuhan,
"Aku menjawab permohonanmu
akan iman, kasih dan anugerah.
Engkau meminta iman,
itu Kujawab dengan badai, lembah kelam,
dan kesulitan menggunung
di situlah imanmu ditempa.
Engkau meminta kasih,
itu Kujawab dengan orang-orang yang datang
menyakitimu, merendahkanmu,
di situlah kasih-Ku mengalir
Engkau meminta anugerah,
pencobaan-pencobaan telah Kugunakan
membebaskanmu dari kesombongan
dan memperlihatkan kepadamu
dari orang-orang berdosa, engkaulah yang paling berdosa,
di situ anugerah-Ku melimpah.
Engkau meminta lebih mencari wajah-Ku,
itu Kujawab dengan membebaskanmu dari segala
kesenangan duniawi,
dan mengambili apa-apa yang kau kasihi
agar engkau kiranya mencari segala sesuatu di dalam-Ku.
Dan dapat dengan sukacita berkata,
"Jangan biarkan aku hidup dengan bebas dari 'segalanya'
yang mendekatkanku kepada-Mu."

Tidak ada komentar: