Senin, 25 Agustus 2008

Pohon yang Bertahan

Sabtu pagi di pastori Lortha di Ambarawa, gue merenung di depan gunung nun jauh di sana. Udara dinginnya pagi Ambarawa membuat gue merasa nyaman dan tak henti-hentinya mengamati pemandangan alam di sekitar gue. Salah satunya adalah sekelompok tanaman di 2 tempat. Di satu tempat, seluruh tanaman layu menguning. Sementara di tempat yang lain, semua tanaman itu tampak bagus dan tumbuh dengan sehat.

Gue tertarik dengan perbedaan 2 jenis tanah itu. Gue berpikir beruntung sekali tanaman yang berada di tanah yang subur itu. Tanah itu luar biasa memberikan pertumbuhan bagi tanaman2 itu. Tanah yang jelek membuat tanaman malah mati. Tapi lebih jauh gue amati, pada tanah yang kurang subur itu, seluruh tanaman bukan hanya layu tapi juga tampak bekas2 digerogoti hama. Kemudian, woow, ternyata ada 1 pohon yang tumbuh menjulang tinggi di kelompok tanaman yang layu. Dengan rasa tak percaya, gue beranjak dari posisi duduk gue dan mencari apa yang berbeda dari pohon 1 ini.

Ternyata jenis pohon ini berbeda dari tanaman lainnya. Pohon ini tumbuh tanpa cacat, tidak digerogoti hama dan tidak layu menguning, semua daunnya hijau subur. Ini membuat gue mempertanyakan, apa yang membuat 1 pohon ini mampu bertahan di tanah yang tidak subur dan penuh ulat/hama, sementara seluruh tanaman di sekitarnya tidak mampu bertahan, menjadi kuning, layu dan bolong2 dimakan hama.

Ini semua membuat gue akhirnya mengingat bahwa ada orang2 yang berasal alias tumbuh di tanah yang bagus, itu adalah anugerah. Tapi ada orang yang berasal dari lingkungan (tanah) yang buruk, dan orang sering memandang itu sebagai suatu "kesialan". Tapi jenis tanah itu ternyata tidaklah mempengaruhi anugerah yang diberikan Pencipta. Justru di tanah yang "jelek" ketika seseorang bisa tampil beda dan mengeluarkan respons kemenangan, itu menunjukkan semakin besar kuasa Pencipta untuk memelihara ciptaan-Nya. Berasal dari lingkungan yang sama, menghadapi masalah yang sama, tapi ada orang yang mampu bertahan dan keluar sebagai pemenang atau sebaliknya, ada orang yang malah hancur akibat tekanan dan ancaman lingkungan tersebut.

Ini membuat gue sungguh bersyukur bahwa anugerah Tuhan cukup untuk semua anak2Nya. Ia tidak membiarkan anak2Nya menghadapi tantangan dan ancaman tanpa memberi perlindungan dan perlengkapan. Sama seperti si pohon yang bertahan itu, gue rasa Tuhan ingin gue dan semua anak2Nya mampu menunjukkan perbedaan dengan anugerah kuasaNya di tengah2 tanah yang tidak subur, di antara hama yang berusaha menggerogoti iman semua orang percaya. "Jadilah seperti pohon yang bertahan itu."

Tidak ada komentar: